Angkatan sekolah saat ini tentu sangat berbeda dengan angkatan sebelumnya. Apalagi dibandingkan dengan angkatan 30 tahun yang lalu. Sangatlah kontras perbedaannya. Setiap generasi tentu punya tantangan atau struggle-nya masing-masing. Generasi pendahulu yang lahir tahun 70-an, 80-an mungkin masih bisa mengikuti atau memahami generasi yang lahir di tahun 90-an. Namun memasuki generasi yang lahir tahun 2000 hingga sekarang, di mana digitalisasi sudah menjadi bagian primer dari kehidupan, 3 generasi tersebut (70-90) menilai bahwa generasi atau anak tahun 2000-an begitu rapuh. Benarkah demikian? Apa karena mereka di sekolah tidak ada yang membimbing atau enggan bicara dengan guru BK? Simak artikel ini hingga tuntas.
Peran Guru BK
Guru Bimbingan dan Konseling (BK) adalah seorang guru yang bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa-siswi di sekolah. Tugas utama seorang guru BK adalah membantu siswa-siswi mengatasi masalah pribadi, sosial, dan akademik mereka.
Seorang guru BK dapat membantu siswa dalam hal-hal seperti pengembangan keterampilan belajar, mengeksplorasi minat dan bakat, mengatasi masalah kesehatan mental, mengembangkan hubungan sosial yang sehat, hingga mampu memberikan pandangan mengenai karir di masa depan.
Guru BK biasanya bekerja sama dengan guru kelas dan berlaku sebagai jembatan antara sekolah dengan orangtua siswa-siswi. Guru BK bisa dibilang memiliki fungsi juga sebagai PR atau humas untuk memberikan dukungan yang terintegrasi antara orangtua siswa-siswi saat di rumah dan siswa-siswi saat di sekolah. Mereka juga dapat membantu merancang program pengembangan siswa-siswi dan memberikan pelatihan untuk guru-guru dan orangtua siswa-siswi.
Apakah Guru BK Wajib Ada di Setiap Sekolah?
Ya, setiap sekolah perlu memiliki guru Bimbingan dan Konseling (BK) untuk membantu siswa-siswi mengatasi masalah pribadi, sosial, dan akademik mereka. Keberadaan guru BK di sekolah dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang aman dan sehat bagi siswa-siswi.
Guru BK dapat membantu siswa-siswi dalam berbagai hal, seperti meningkatkan keterampilan belajar, membantu siswa menyelesaikan konflik dengan teman sekelas, memberikan dukungan emosional untuk siswa-siswi, dan lain sebagainya. Selain itu, guru BK juga dapat membantu mempromosikan kesadaran tentang kesehatan mental dan kesejahteraan siswa-siswi di sekolah.
Oleh karena itu, keberadaan guru BK di setiap sekolah sangat penting untuk membantu siswa-siswi menghadapi tantangan dalam kehidupan mereka dan memberikan dukungan moril yang mereka butuhkan untuk mencapai potensi penuh mereka.
Mengapa Jarang Siswa-Siswi Berkonsultasi dengan Guru BK?
Meski peran guru BK begitu penting bagi Kesehatan sekolah, namun sangat jarang ada siswa-siswi yang mau berkonsultasi. Ada beberapa alasan mengapa siswa-siswi jarang menemui guru bimbingan dan konseling (BK). Beberapa alasan tersebut antara lain:
- Kurangnya pengetahuan tentang peran dan manfaat guru BK: Banyak siswa-siswi mungkin tidak tahu secara pasti tentang peran dan manfaat guru BK, sehingga mereka tidak melihat perlunya menemui guru BK. Selain itu, barangkali ada persepsi yang salah bahwa hanya siswa-siswi yang bermasalah atau memiliki masalah emosional yang harus menemui guru BK.
- Keterbatasan waktu: Siswa-siswi seringkali memiliki jadwal yang padat dan tidak memiliki waktu luang yang cukup untuk menemui guru BK. Selain itu, jam kerja guru BK yang bisa jadi tidak selalu cocok dengan jadwal mereka.
- Stigma negatif: Beberapa siswa-siswi mungkin merasa malu atau tidak nyaman untuk menemui guru BK karena stigma negatif yang terkait dengan masalah emosional atau kebutuhan konseling. Mereka mungkin khawatir dianggap “nakal”, “gila” atau “lemah” jika mereka menunjukkan kebutuhan untuk bantuan psikologis.
- Ketidakmampuan guru BK: Beberapa siswa-siswi mungkin merasa bahwa guru BK tidak punya kompetensi untuk membantu mereka dalam mengatasi masalah mereka. Para siswa-siswi justru merasa diintimidasi dan dihakimi. Padahal yang mereka butuhkan adalah rasa empati dan sebuah solusi konkret untuk setiap permasalahan mereka.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa-siswi tentang peran dan manfaat guru BK serta mengurangi stigma negatif terkait dengan layanan bimbingan dan konseling. Selain itu, guru BK juga dapat meningkatkan fleksibilitas jadwal mereka untuk menyesuaikan dengan kebutuhan siswa-siswi.
Mana yang Lebih Baik untuk Menjadi Guru BK, Pria atau Wanita?
Konkretnya tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa seorang guru bimbingan dan konseling pria atau wanita lebih baik daripada satu sama lain. Sebaliknya, keberhasilan seorang guru bk bergantung pada sejumlah faktor yang lebih penting, seperti kemampuan untuk memahami masalah siswa-siswi, membangun hubungan percaya diri dengan siswa-siswi, dan memberikan dukungan yang sesuai.
Kemampuan seorang guru bimbingan dan konseling untuk memahami dan memberikan solusi yang tepat terhadap masalah siswa sangat penting. Hal ini tidak tergantung pada jenis kelamin, tetapi pada kualitas pelatihan, pengalaman, dan keahlian dalam bimbingan dan konseling.
Hal yang lebih penting lagi adalah kemampuan seorang guru guru bk untuk membangun hubungan percaya diri dengan siswa-siswi. Guru bk harus mampu mendengarkan (to listen) siswa-siswi, memahami perasaan mereka, dan memberikan dukungan dan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan individu tiap siswa-siswi. Kualitas hubungan yang baik ini berlandaskan atas kemampuan mereka untuk membantu siswa-siswi agar merasa nyaman dan terbuka.